Anda Pengunjung Ke:
Fashion

Senin, 21 September 2009

Mohamad Muhtar sekeluarga

mengucapkan :

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430 H
MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

Kamis, 17 September 2009

Kata Istriku..

Puisi Ayah buat Bunda

Sebenarnya aku gak bisa bikin puisi

Kata istriku, aku gak romantis
Kata istriku, aku nyebelin mulu
Kata istriku, aku sibuk mulu
Kata istriku, aku hobinya gangguin mulu
Kata istriku, aku orang paling suka ngeselin sedunia

Tapi,

Kata istriku, aku orang ter-PD sedunia
Kata istriku, aku orang yang nekad abizz
Kata istriku, aku orang yang gak mau nyerah
Kata istriku, aku orang yang bertanggung jawab
Kata istriku, aku orang yang bisa membuatnya nyaman
Kata istriku, aku pekerja keras
dan,
Kata istriku pun, aku suka duren dan siomay

Beda dengan istriku
Dia jago bikin puisi
Dia jago bercerita
Dia romantis abizz
Dia sangat penyayang
Dia sangat perhatian
Dia lembut
Dia gak nyebelin
Dia baiiik banget
Dia punya banyak waktu dan jago masak
dan,
Dia juga suka ikan koi

Kata istriku, memang kita berbeda
tapi dengan perbedaan itu justru hidup ini makin berwarna
I love U so much

Taubat

Anies MQ

sujudku,
menghunjam bumi
pedih
getarkan sendi
sesali langkah tiada arti

kubiarkan air mata ini menganak
memandikan jiwa penuh noda

sujudku
lunglai
berharap Kau buka pintu maaf
pada hamba yang selalu berpaling dari-Mu
pada hamba yang menjauh karena berburu nafsu
pada hamba yang mendustai limpahan karunia-Mu

sujudku,
menghunjam bumi
mengetuk pintu langit-Mu
agar terbuka pintu ampunan-Mu

Rabu, 16 September 2009

...kubalas dengan Cinta...

(anies MQ)

Bisumu
kubalas dengan cinta
yang tersembunyi
dari reruntuhan lara

Aku menyesal, kasih
mengapa tiada kubuka pintu
saat kau mengetuk sepiku
di isak malammu

bisumu, kini
kubalas dengan cinta

Bacanya Yang Keras Ya Pah......"

(sebuah renungan )


Semuanya itu disadari John pada saat dia termenung seorang diri, menatap kosong keluar jendela rumahnya. Dengan susah payah ia mencoba untuk memikirkan mengenai pekerjaannya yang menumpuk. Semuanya sia-sia belaka.

Yang ada dalam pikirannya hanyalah perkataan anaknya Magy di suatu sore sekitar 3 minggu yang lalu. Malam itu, 3 minggu yang lalu John membawa pekerjaannya pulang. Ada rapat umum yang sangat penting besok pagi dengan para pemegang saham.

Pada saat John memeriksa pekerjaannya, Magy putrinya yang baru berusia 4 tahun datang menghampiri, sambil membawa buku ceritanya yang masih baru. Buku baru bersampul hijau dengan gambar peri. Dia berkata dengan suara manjanya, "Papa lihat!" John menengok kearahnya dan berkata, "Wah, buku baru ya?" "Ya Papa!" katanya berseri-seri, "Bacain dong!" "Wah, Ayah sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh", kata John dengan cepat sambil mengalihkan perhatiannya pada tumpukan kertas di depan hidungnya.

Magy hanya berdiri terpaku disamping John sambil memperhatikan. Lalu dengan suaranya yang lembut dan sedikit dibuat-buat mulai merayu kembali "Tapi mama bilang Papa akan membacakannya untuk Magy". Dengan perasaan agak kesal John menjawab: "Magy dengar, Papa sangat sibuk. Minta saja Mama untuk membacakannya". "Tapi Mama lebih sibuk daripada Papa" katanya sendu. "Lihat Papa, gambarnya bagus dan lucu." "Lain kali Magy, sana! Papa sedang banyak kerjaan."

John berusaha untuk tidak memperhatikan Magy lagi. Waktu berlalu, Magy masih berdiri kaku disebelah Ayahnya sambil memegang erat bukunya. Lama sekali John mengacuhkan anaknya. Tiba-tiba Magy mulai lagi "Tapi Papa, gambarnya bagus sekali dan ceritanya pasti bagus! Papa pasti akan suka". "Magy, sekali lagi Ayah bilang: Lain kali!" dengan agak keras John membentak anaknya.

Hampir menangis Magy mulai menjauh, "Iya deh, lain kali ya Papa, lain kali". Tapi Magy kemudian mendekati Ayahnya sambil menyentuh lembut tangannya, menaruh bukunya dipangkuan sang Ayah sambil berkata "Kapan saja Papa ada waktu ya, Papa tidak usah baca untuk Magy, baca saja untuk Papa. Tapi kalau Papa bisa, bacanya yang keras ya, supaya Magy juga bisa ikut dengar".

John hanya diam. Kejadian 3 minggu yang lalu itulah sekarang yang ada dalam pikiran John. John teringat akan Magy yang dengan penuh pengertian mengalah. Magy yang baru berusia 4 tahun meletakkan tangannya yang mungil diatas tangannya yang kasar mengatakan: "Tapi kalau bisa bacanya yang keras ya Pa, supaya Magy bisa ikut dengar". Dan karena itulah John mulai membuka buku cerita yang diambilnya, dari tumpukan mainan Magy di pojok ruangan.

Bukunya sudah tidak terlalu baru, sampulnya sudah mulai usang dan koyak. John mulai membuka halaman pertama dan dengan suara parau mulai membacanya. John sudah melupakan pekerjaannya yang dulunya amat sangat penting. Ia bahkan lupa akan kemarahan dan kebenciannya terhadap pemuda mabuk yang dengan kencangnya menghantam tubuh putrinya di jalan depan rumah. John terus membaca halaman demi halaman sekeras mungkin, cukup keras bagi Magy untuk dapat mendengar dari tempat peristirahatannya yang terakhir. Mungkin...

Tinggalkan komentar anda :

 
AddMe - Search Engine Optimization